STUDENTS ARTICLE


4 Maret 2013


Dipilih karena Tampilkan Inovasi Teknologi Gadget
( Guru musik SMA YPPI-1 Surabaya )


            Suara gerjaji dan semburan serbuk kayu seperti membuat sebuah melodi yang indah. Suara indah itu dihasilkan dari proses pembuatan gitar yang dilakukan oleh 150 orang pekerja. Pabrik gitar tersebut terletak di kawasan Tambak Sawah,Waru,Sidoarjo. Proses pembuatan gitar itu tersturktur rapi, ada yang memotong kayu maple menjadi bagian-bagian tipis ada yang mengangkut dan memasukan kayu impor dari Kanada ke dalam mesin khusus untuk dicetak pada ukuran tertentu selain itu ada juga yang memasang senar. Selain itu ada 15 orang khusus ang terpilih untuk melakukan QC atau quality control.
QC ini langsung di kontrol oleh Doddy atau yang lebih di kenal dengan Mr. D. Mr.D adalah salah satu owner yang menjadi roh dari perusahaan gitar bermerek Rick Hanes yang telah didirikan sejak tahun 2009. “ Julukan Mr. D sebenarnya hanya diucapkan rekan-rekan saya satu band dulu. Bahkan sekarang orang-orang lebih mengenal saya dengan Mr.D” ujar  pria 52 tahun tersebut.
        
Saat sedang wawancara, Mr. D ini sedang asyik mencoba dan memainkn salah satu gitar Rick Hansel seri D’squirred putih. Rick Hansel berneda dengan perusahaan gitar lainnya karena Rick Hansel tidak menggunanakan efek untuk menghasilkan distrosi nada. Gitar ini memiliki keunikan yang jarang kita jumpai pada gitar lainnya, gitar ini menggunakan gadget untuk memperoleh suara yang istimewa. Gadget yang biasa digunakan gitar unik ini adalah keluaran Apple. Keunikan gitar serta suara yang istimewa dapat mengantarkan gitar Sidoarjo ini ke panggung dunia.
         
Dalam sebuah event pimilihan Guitar of the World ada tahun 2012, Rick Hansel memborong tiga penghargaan sekaligus yaitu, juara pertama diraih oleh Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro, juara kedua Rick Hanes tipe Avenix, dan juara ketiga dirbut Rick Hanes tipe DR Medium. Tidak hanya itu, penghargaan Artist Signature Guitar Hanes of the year 2012 diraih oleh Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro. Mr. D merasa sangat terjekut saat mendapat kabar by e-mail dari pihak Guitar Planet kira-kira satu minggu yang lalu.

Pria yang menguasai delapan alat musik ini mengaku sangat bangga karena gitar buatannya dapat mengalahkan 362 peserta dari seluruh dunia dengan beragai brand ternama, seperti Ibanez,Gibson,Fender,Yamaha,Ovation,dan Hoofner.

Doddy awalnya memulai usaha ini bersama adik iparnya yang juga menyukai dan mengkoleksi gitar. Doddy yang sebelumnya seorang guru matematika SMA juga memperdalam pengetahuan dan melakukan riset tentang gitar di Amerika Serikat dan Eropa. Pria ini memilih Amerika Serikat dan Eropa karena di negara inilah kiblat musik dunia dan hampir semua pabrik gitar tersohor ada di Amerika Serikat dan Eropa. Riset berlangsun selama tiga tahun lamanya. Tapi selama tiga tahun itu Doddy mendapat banyak pelajaran mulai dari bahan baku yang bagus sampai pemilihan nama merek juga proses pembuatan yang detail dan “sempurna”.

Misalnya, agar gitar kuat dan tahan lama Doddy mengaplikasikan carbon graphite pada bagaian leher gitar. Jenis karbon itu merupakan bahan pembuat pesawat ualng alik NASA. Bahan tersebut terkenal kuat namun ringan.

Begitu pula dengan nama merek, Doddy mengikuti anjuran produsen gitar di AS dan Eropa. Yakni, nama yang berbau internasional dan yang mampu menembus pasar dunia. Bukannya tidak bangga dan cinta akan Indonesia tapi jika menggunakan nama Indonesia gitar produksi mereka tidak akan menjadi seperti sekarang ini.

Setelah merasa riset yang telah dikakukan cukup, Doddy kembali merumuskan konsep gitar idamannya itu bersama adik iparnya. Dari situlah tercetus nma brand produk kebanggaan mereka Rick Hanes. Nama tersebut sebenarnya berasal dari nama anak tunggal adik ipar Doddy, Patrick Yohanes.

“ini bukan sekedar nama, tapi juga wujud kecintaan kami terhadap regenerasi gitar untuk kaum muda” tutur pria kelahiran Mojokerto, 24 November 1963. Untuk menjaga kualitas, kata Doddy yang hingga kini  berprofesi sebagai guru musik di SMA YPPI - 1 Surabaya. Pabrik gitar biasanya menerpkan tiga hal penting dalam produknya. Yakni, play ability, sound character, dan estetika. Tapi menurut Doddy hal penting itu saja belum cukup maka mereka menambahkan dua unsur lagi dlam produk mereka. Yakni, durability dan strength.

Begitu juga dalam teknologi, Rick hanes ingin menjadi pioner sebagai produsen gitar canggih. Karena itu Doddy selalu membuar space pada setiap gitar buatannya. Space  tersebut digunakan untuk dihubungkan dengan teknologi terkini. Yang tebaru mereka bekerjasama dengan Seymour Duncan,perusahaan pembuat teknologi gitar dan efek ternama di AS.

Teknologi ini telah dirasakan gitaril handal Indonesia. Di antaranya, dewa gitar Indonesia I Wayan Balawa, Taras istara (gitaris TRIAD), Aji Broken Bone, Donny Suhendra, dan Irul Five Minutes. “ yang cukup membanggakan pabrik kami mendapat kunjungan dan di puji Buddy Blaze, perancang gitar Jimmy Page dari Led Zeppelin” ujar Mr. D.

Doddy berharap masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri. Karena belum tentu produk negara maju dapat lebih hebat dari karya anak bangsa. “ Semoga para anak bangsa yang kratif dapat membuat inovasi baru yang hebat dan bermanfaat, sehingga negara ini dapat dikenal dunia dengan berbagai hal positif” ujar Doddy hermanto .

Siapa sangka ternyata orang yang hebat itu ternyata guru kami .Kami sebagai siswa SMA YPPI-1 Surabaya merasa bangga dengan keberhasilan Pak Doddy , semoga semangat serta kerja keras beliau bisa menjadi motivasi bagi kami untuk  berkarya, terutama dibidang music.
Sumber : Koran Jawa Pos

                                                                                                          Ditulis oleh Sentia Siem
                                                                                                           Kelas XI.IPA 3


25 February 2013


Lomba Film di UKWMS
4-8 February 2013
          Awal-awalnya kami mendapat informasi bahwa terdapat lomba film di UKWMS bertema “Sikap Terhadap Lingkungan Modern” membuat kami sangat terpacu adrenaline nya karena sudah cukup haus untuk membuat sebuah karya baru lagi. Saya dan Evan langusng mengumpulkan crew REConVP untuk mengikuti lomba ini yang terdiri dari Ostin, Evan T, Goldy, Raka, Tashia, Michelle, Sentia, Yoshudara, Anthoni, Billy Jensen, Ronald, dan Elbert.
          Mengikuti lomba film bukan pertama kali bagi kami, lomba film di UKWMS ini adalah yang kedua kalinya dalam pengalaman film kami. Tingkat kesulitan kali ini sangat berbeda dengan kesulitan lomba sebelumnya di Ciputra, karena kesulitan kali ini lebih ke beban mental daripada fisik seperti yang dialami sebelumnya. Dalam persiapan film ini kami berkonsultasi dengan pak Willy karena tema kali ini berhubungan dengan ilmu sosiologi.
          Pada awalnya konsep pertama dari film kali ini adalah sebuah drama mengenai seorang pelajar dari kota kecil yang terdapat di pinggiran yang dipindah ke sebuah sekolah di kotabesar yang budaya modernnya sangat kuat dan sang tokoh utama beradaptasi dalam keadaan tersebut. Konsep itu disetujui oleh crew kami dan kita mulai pembuatan script oleh tim penulis yang kami bentuk sendiri dengan mengumpulkan orang-orang yang berpengalaman dalam pembuatan cerpen. Hari berikutnya kita memulai pembuatan film di sekolah dengan ijin saat jam pelajaran. Tapi tak terduga mendadak banyak volunteer dari kelas IPS yang ingin ikut dalam pembuatan film ini, saya tidak mau menolak mereka menghindari sakit hati dan sebagainya. Jadi saya ikutkan mereka sebagai figuran dan karakter utamanya adalah Sentia dan Yoshu dan proses syuting berlanjut hari itu. Para figuran tanpa disadari mereka telah membuat keadaan sangat ramai tapi syuting tetap berjalan karena waktu sangatlah berharga. Kulihat guru-guru melihat dari lantai 2 karena suara ribut yang kami buat, membuat saya berpikir “kita tidak boleh buat hari ini sia-sia!”.
Syuting hari itu berjalan dengan mulus dan kita berencana untuk mengatur jadwal untuk syuting berikutnya. Tapi ternyata para tokoh utama mendapat halangan dan tidak dapat mengikuti syuting lagi. Ini membuat saya dan sebagian besar crew bingung karena cerita sudah separuh jalan dan tokoh utama tidak bisa berubah kecuali seluruh cerita berubah.
          Setelah diskusi bersama yang cukup membuang waktu, kami putuskan untuk membuat sebuah video pendek yang menunjukan kehidupan seseorang pada umumnya yang monotone dengan menggunakan simbolisasi objek dan suara dimana tokoh utama diperankan oleh Goldy. Teknik film kali ini adalah membuat adegan-adegan yang menunjukan aktivitas tokoh dalam kehidupan sehari-harinya dan setiap footage(hasil video) akan disusun sehingga membentuk sebuah Looping(pengulangan) dan looping itu menyimbolkan sehari-hari tokoh yang monotone dan membosankan. Dengan video yang diperkirakan berdurasi pendek itu membuat kami sedikit kesusahan dalam pembuatan trailer yang diwajibkan tapi pada akhirnya trailer dapat dibuat dengan berhasil.
          Lokasi syuting terdapat di rumah Rein, rumah Evan, sekolah dan Galaxy Mall. Syuting dimulai pada hari Sabtu 26 Januari 2013, di rumah Rein kita berkumpul untuk mengambil adegan aktifitas Goldy di rumah mulai dari bangun tidur sampai pergi kerja. Hari Sabtu itu sukses dan kita berencana untuk melanjutkannya di hari minggu agar bisa selesai di hari senin dan masuk di fase editing.
          Selama proses terdapat banyak sekali halangan terutama dalam keadaan cuaca yang selalu hujan pada jam yang sama setiap harinya. Kita mulai syuting di rumah Evan untuk mengambil adegan Goldy pulang dari kerja dan saat bekerja. Hasil film harus dikumpulkan tanggal 2 Februari 2013 jam 13.00 di UKWMS, tapi kami baru bisa memulai editing jam 8 pagi pada tanggal tersebut. Sebagian besar dari kami pasrah dan merasa sudah kalah sebelum perang tapi saya dan Evan menekankan untuk menyelesaikan film ini tidak peduli jelek atau bagus karena lebih baik daripada tidak sama sekali. Film selesai dan kami memberi judul film itu “Times”
          Pada akhirnya kami mengumpulkan tepat waktu dan si panitia mengatakan bahwa belum ada yang mengumpulkan sama sekali dan ini membuat kita berpikir bahwa kita akan menang lagi sekaligus penasaran dengan film milik lawan yang akan ditayangkan.
          Tanggal 4-8 February seluuruh anggota crew diwajibkan untuk ikut tapi hari Senin itu sebagian besar crew kami mendapat ulangan dan hanya saya dan Billy Jensen yang bisa pergi. Sampai disana ternyata pihak sekolah lain membawa rombongan murid dan guru yang cukup banyak sementara kami hanya berdua. Lalu kita mendapat informasi bahwa voting tidak dilakukan di Youtube tapi langsung dilokasi dan target konsumen voting adalah para mahasiswa UKWMS. Seminggu penuh kami datang ke UKWMS dari pagi hingga siang dan kita melakukan presentasi dimana para juri memuji film kami karena memiliki kekuatan dalam audio dan visualnya, salah satu juri juga berkata bahwa jika terdapat kelas Cinematography di UKWMS tim kami sudah tidak perlu ikut dan langsung diluluskan. Itu membuat kami semangat kembali, lalu juri juga berkata kalau film kami sudah tidak masuk dalam kelas SMA tapi masuk kelas Mahasiswa, ini membuat kami sangat bersemangat lagi.
          Selama di UKWMS tim News Reader dari YPPI juga berjalan dengan mulus dan mendapat tugas interview peserta movie. Pada hari jumat, kami berusaha agar semua peserta tim kami dapat datang dan semua bisa datang. Menunggu pengumuman sangat lama hingga jam 2 siang dan pada akhirnya kita semua menang mendapat posisi nomor 1 dan mendapat piagam, piala dan uang tunai sebesar Rp 1.500.000. dan dari kemenangan kali ini kami teah memenangkan 2 lomba film berturut-turut.
                Crew:
1.Ostin                     = Director
2.Evan                      = Editor and Cameraman
3.Billy Jensen            = Soundman
4.Ronald                   = Lightingman
5.Raka                      =  Crew Transport
6.Tashia                    = Actress
7.Michelle                 = Actress
8.Goldy                     = Actor
9.Gerald VJ               = Actor
10.Wilson                  = Actor
11.Elbert                    = Crew
12.Adam                    = Crew
13.Rein                      = Crew/Actor



1 February 2013

Eco Green Tour
“The roots of education are bitter, but the fruit is sweet”. Yep, kalimat bijak dari Aristoteles ini terdengar cukup senada dengan apa yang dirasakan siswa-siswi SMA YPPI – I peraih peringkat 1 dan 2 di kelas. Siswa-siswi tersebut berhak memperoleh reward berupa studi wisata ke Eco Green Park, Batu-Malang, karena telah berhasil menunjukkan prestasi akademiknya di setiap kelas.
Rombongan yang terdiri dari 34 siswa dan 4 orang guru tersebut berangkat ke Eco Green Park pada hari Rabu, 23 Januari 2013 pukul 07.30.  Perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar 3 jam tersebut akhirnya terbayarkan dengan suasana dan wahana yang menarik di Eco Green Park.


Bertiga puluh delapan kami berjalan-jalan menikmati wahana dalam wisata edukasi ini. Pertama kali masuk, kami sudah disuguhi pemandangan menarik dari kolam ikan yang dilatarbelakangi miniatur candi dan robot Transformers. Selain bisa menikmati pemandangannya, kita juga bisa memberi makan ikan-ikan koi di kolam.
Rute selanjutnya membawa kami menuju Insectarium. Tulisan “Eco Green Park” di bagian pintu masuk langsung menarik perhatian kami karena ternyata tulisan tersebut dibentuk dari 1.221 ekor kumbang. Ada pula susunan gambar dari kupu-kupu. Beragam bentuk serangga mulai dari yang lucu hingga menyeramkan tersedia di sini. Dari kotak display kita bisa melihat belalang sembah, belalang daun, belalang kulit kayu, kupu semak, kupu kristal, dll. Tidak hanya melihat kita juga bisa memegang langsung kalajengking di area ini.
Pintu keluar Insectarium langsung berhubungan dengan lokasi Walking Bird. Ketika mendengar nama Walking Bird mungkin ada yang berpikir burung-burung dibiarkan bebas di area ini namun ternyata tidak. Di area ini yang berjalan adalah pengunjungnya. Pengunjung bisa melihat-lihat beragam jenis burung dari berbagai belahan dunia secara lebih dekat karena antara pengunjung dan burung tersebut hanya dibatasi pagar kayu. Saat itu kami juga beruntung bisa berfoto dengan seekor merak yang kebetulan hinggap di atas pagar kayu.
Setelah keluar dari area Walking Bird kita bisa menemukan bundaran besar. Bundaran tersebut bukan bundaran biasa. Bundaran berupa kolam dengan beragam alat dari barang bekas tersebut bisa mengeluarkan bunyi bila dipukul. Misalnya kita bisa memainkan musik dengan memukul “kulintang” panci. Area ini disebut Music Plaza.
Di sebelah kiri Music Plaza kita bisa menikmati permainan “berburu” di wahana Jungle Adventure. Kita tidak perlu capek-capek berjalan kaki untuk “berburu” karena kita tinggal duduk di atas kereta. Tugas kita tinggal menembak para pemburu dan penebang liar dari patung hingga terjatuh. Suasana hutan yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya menambah ketegangan permainan ini.
Beberapa meter dari Jungle Adventure kita bisa menemukan Animal Farm. Hewan-hewan ternak seperti sapi dan kambing  juga bisa kita temukan di sini tetapi tidak hanya dari Indonesia, dari Amerika pun ada!
Masih banyak lagi wahana yang tersedia seperti Carnivor Garden yang berisi banyak tumbuhan-tumbuhan karnivora seperti kantung semar, World of Parrot dimana kita bisa melihat beragam jenis burung kakaktua, Duck Kingdom dimana kita bisa menemukan beragam jenis bebek yang lucu dan unik, dan Rumah Terbalik.
Eco Green Park dengan semboyannya “Fun and Study” tidak hanya menyuguhkan wahana untuk dilihat sambil lalu tetapi juga memberikan pengalaman dan pembelajaran yang berharga. Di setiap wahana kita bisa menemukan info penting tentang tumbuhan dan hewan yang ada di sana. Di sudut-sudut jalan kita juga bisa menemukan papan-papan bertuliskan ajakan untuk menyelamatkan lingkungan seperti “ Save the world = Save lives” dan “Sampah dan Limbah + Kreatif = Karya”. Karya-karya kreatif dari sampah dan limbah juga turut di pajang di sekitar area, seperti gajah dari TV bekas, sapi dari limbah kayu, hiasan dinding dari pecahan botol, sapi dari bekas pintu mobil, dan kuda warna-warni dari plastik bekas minuman.
Di sini kita juga bisa belajar mengenai water treatment, pembuatan kompos, pembuatan pakan ternak, tanaman hidroponik, pembuatan bibit jamur, pemanfaatan air untuk menghasilkan listrik, dan cara pengambilan madu.
Satu lagi nilai plus dari lokasi Eco Green Park, yakni kita bisa mendapatkan foto-foto dengan background menarik. Di sini kita tidak hanya mendapatkan latar belakang pegunungan khas kota Batu tetapi kita bisa berfoto dengan beragam satwa dan tumbuhan yang unik. Lingkungan yang asri di dalam Eco Green Park juga membuat kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk menikmatinya.
Lelah sehabis berkeliling di Eco Green Park terobati dengan acara makan bersama di warung Ayam Pak Sholeh, Batu. Setelah itu kita semua pulang kembali ke Surabaya.
Studi wisata kali ini memberikan pengalaman baru yang menarik, selain bisa jalan-jalan kita juga bisa belajar hal-hal baru. “Perjalanan kita kali ini menarik! Kita bisa melihat flora dan fauna unik yang jarang kita lihat. Trus hadiah studi wisata ini juga membuat pikiran kita rileks sejenak dari padatnya jam pelajaran di sekolah. Hehehe…”, tutur Yovita, siswi kelas XI IPA 1 yang ikut rombongan kami.  


                                                       Written By : Jessica Pratiwi 2 IPA 2






25 January 2013
Penghargaan Siswa Berprestasi
Siapa yang tidak ingin menjadi anak berprestasi? Tentu semua pelajar menginginkannya, terutama karena alasan mereka bersekolah adalah untuk mendapat prestasi yang baik. Hal itulah yang mendasari upacara ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ yang dilakukan SMA YPPI-1 Surabaya setiap tahunnya. Seolah telah menjadi tradisi, semua siswa pun berbondong-bondong dalam meraih nilai yang bagus agar dapat masuk kategori siswa berprestasi tersebut.
Awal bulan 2013, tepatnya pada 14 Januari 2013 telah dipilih sebagai hari yang spesial bagi para siswa berprestasi. Terutama dengan hadirnya orang tua mereka, tentu semakin memberikan rasa bangga. Upacara ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ dilakukan di aula lantai 4 gedung SMA YPPI-1. Hal ini dikarenakan kondisi lapangan yang tidak mendukung akibat cuaca buruk. Pelaksanaan upacara tersebut seperti upacara pada umumnya, namun ditambahkan pembacaan Ikrar Pelajar Surabaya yang diikuti oleh seluruh siswa. Pembacaan Ikrar Pelajar Surabaya memiliki tujuan, yaitu untuk mendorong dan memotivasi agar pelajar Surabaya menjadi pelajar yang baik dan patut dibanggakan. Para orang tua siswa duduk di tempat yang disediakan dan dapat melihat sikap putra-putrinya ketika mengikuti upacara.
Upacara yang berjalan lancar pun mulai memasuki acara inti, yaitu pemberian penghargaan pada siswa berprestasi.  Satu-persatu siswa berprestasi yang masing-masing menduduki ranking pertama dan kedua di kelas mereka dipanggil ke depan aula. Dimulai dari jenjang kelas 10 hingga jenjang kelas 12. Mereka berdiri didampingi orang tua mereka, memberikan kebanggaan dan rasa puas tersendiri. Hal tersebut merupakan apresiasi tersendiri bagi mereka.
Setiap peraih ranking pertama dan kedua dari tiap kelas mendapatkan hadiah studi wisata yang tempatnya ditentukan oleh pihak sekolah. Terdapat pula penghargaan bagi siswa parallel, yang artinya meraih ranking pertama dari keseluruhan siswa di setiap jenjang. Mereka mendapatkan hadiah yang lebih spesial sesuai dengan usaha mereka, yaitu berupa beasiswa sebesar Rp 750.000,00. Momen yang berharga tersebut diabadikan dengan dokumentasi oleh pihak sekolah.




Pemberian hadiah seperti itu diharapkan dapat memotivasi siswa-siswa lainnya untuk meningkatkan prestasi mereka yang dinilai cukup efektif. Selain mendapatkan hadiah dan apresiasi dari warga sekolah, siswa-siswa berprestasi tersebut juga dapat membanggakan orang tua yang merupakan hal mulia bagi seorang anak. Seperti yang diungkapkan oleh peraih ranking pertama sekaligus siswa parallel dari jenjang kelas XI jurusan IPA, Jessica Pratiwi. Gadis yang menempati kelas XI IPA 2 ini memang dikenal rajin dan pintar, namun hal itu tidak membuatnya besar kepala. Jessica Pratiwi, akrab disapa dengan ‘Jepe’, mengaku senang karena usahanya dapat membuahkan hasil yang baik, terutama karena orang tuanya yang senang atas hasil yang dicapainya. Namun dibalik suatu keberhasilan seseorang, pasti ada tekanan yang dirasakannya. Jessica merasa agak terbebani. “Kalau saya dapat peringkat, harapan-harapan orang lain terhadap saya menjadi terlalu besar jadi saya agak khawatir jika saya tidak bisa sesuai dengan harapan mereka. Namun, hal itu juga bagus untukku, karena dengan begitu, saya bisa terus mempertahankan dan meningkatkan semangat belajar,” tutur remaja berambut ikal itu.


Peraih nilai tertinggi ini berharap agar teman-temannya yang lain juga termotivasi dengan diadakannya ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ setiap tahun. Ia menyarankan agar dikembangkannya jiwa kompetisi, karena dengan kompetisi, semangat juga akan lebih besar. Harapannya untuk diri sendiri adalah tidak membuatnya berpuas diri, namun justru lebih semangat lagi.
Jessica juga membagikan tips cara belajarnya yang seringkali membuat siswa-siswa lain penasaran. “Semua orang punya cara belajar sendiri-sendiri, sih… Cara belajarku yaitu dengan perhatikan apa yang diajarkan guru di sekolah. Di rumah, aku juga belajar tapi tidak setiap hari. Kalau ada tugas atau pekerjaan rumah, aku juga ikut membaca materi-materi selanjutnya. Lalu belajar dengan serius untuk ulangan, meskipun terkadang tidak paham dengan materi, tapi aku tetap berusaha untuk paham bagaimanapun caranya. Seperti tanya guru, tanya pada teman ataupun browsing. Ketika belajar, kita tidak boleh putus asa dan berhenti belajar begitu saja. Dan setiap kali kita malas belajar, ada baiknya jika kita menanamkan pemikiran bahwa sekolah itu untuk masa depan, orang tua juga sudah bersusah payah menyekolahkan kita, masa’ kita yang malas. Gunakan cara belajar yang paling nyaman, misalkan dengan menyuarakan apa yang kita hafalkan,” terang Jessica panjang lebar.
Nah, pasti semuanya ingin menjadi peringkat pertama dan kedua dari masing-masing kelas kan? Tidak ada seorang pun yang terlahir bodoh, semua itu bergantung kemauan dari dalam diri. Maka dari itu, belajarlah dengan serius. Peringkat pertama dan kedua pun bukan lagi mimpi . :) 



Daftar Siswa-Siswi berprestasi

No.
Kelas
Nama Siswa
1.
X.1
1. Navitri Chandra Naidu (2123)
2. Ufuk Robert Wibowo (2109)
2.
X.2
1. Raditya Sujana Pringgomoeljo (2184)
2. Maria Angelina Halim (2179)
3.
X.3
1. Jessica Godwin (2208)
2. Agnes Mariana Lauwrence (2182)
4.
X.4
1. Lisa Maria Feby (2219)
2. Brilliana Via Safitri (2142)
5.
X.5
1. Senny Caroline (2200)
2. Septiany Agasta (2186)
6.
XI.IPA.1
1. Megawati Santoso (2109)
2. Yovita (2092)
7.
XI.IPA.2
1. Jessica Pratiwi (2139)
2. Lydia Elizabeth Arianne (2093)
8.
XI.IPA.3
1.Vicitha Rani (2095)
2. Amos Octa Ciptasetya (2083)
9.
XI.IPS.1
1. Atita Suri (1867)
2. Vincent Chandra (1831)
10
XI.IPS.2
1. Chrestella Phobinita (1897)
2. Shella Karlina Gonaldy (1866)
11.
XI.IPS.3
1. Calvin Sebastian Chandra (1809)
2. Timothy Brian (1808)
12.
XII.IPA.1
1. Melinda Angkirawan (1896)
2. Rachel Novia Purnomo (1885)
13.
XII.IPA.2
1. Patricia Monica Susanto (1867)
2. Liyanto Untoro
14.
XII.IPA.3
1. Wandy Witama (1936)
2. Anne Teresa Lie (1879)
15.
XII.IPA.4
1. Yolanda Sutanto (1902)
2. Lovita Roderica Tevin (1898)
16.
XII.IPS.1
1. Erica Dewi Septiani (1701)
2. Belinda Carissa Santoso (1692)
17.
XII.IPS.2
1. Adrian Koeswanto (1651)
2. Putri Tamalia Candyono (1623)
18.
XII.IPS.3
1. Cindranita Suhardi (1714)
2. Angelia Meysi Setyawan (1686)



Written By : Megawati  2 IPA 1 
Yovita 2 IPA 1

No comments:

Post a Comment