4 Maret 2013
Dipilih
karena Tampilkan Inovasi Teknologi Gadget
(
Guru musik SMA YPPI-1 Surabaya )
Suara gerjaji dan
semburan serbuk kayu seperti membuat sebuah melodi yang indah. Suara indah itu
dihasilkan dari proses pembuatan gitar yang dilakukan oleh 150 orang pekerja.
Pabrik gitar tersebut terletak di kawasan Tambak Sawah,Waru,Sidoarjo. Proses
pembuatan gitar itu tersturktur rapi, ada yang memotong kayu maple menjadi bagian-bagian tipis ada
yang mengangkut dan memasukan kayu impor dari Kanada ke dalam mesin khusus
untuk dicetak pada ukuran tertentu selain itu ada juga yang memasang senar.
Selain itu ada 15 orang khusus ang terpilih untuk melakukan QC atau quality control.
QC ini langsung di kontrol oleh Doddy atau yang lebih di
kenal dengan Mr. D. Mr.D adalah salah satu owner
yang menjadi roh dari perusahaan gitar bermerek Rick Hanes yang telah
didirikan sejak tahun 2009. “ Julukan Mr. D sebenarnya hanya diucapkan
rekan-rekan saya satu band dulu. Bahkan sekarang orang-orang lebih mengenal
saya dengan Mr.D” ujar pria 52 tahun
tersebut.
Saat
sedang wawancara, Mr. D ini sedang asyik mencoba dan memainkn salah satu gitar
Rick Hansel seri D’squirred putih. Rick Hansel berneda dengan perusahaan gitar
lainnya karena Rick Hansel tidak menggunanakan efek untuk menghasilkan distrosi
nada. Gitar ini memiliki keunikan yang jarang kita jumpai pada gitar lainnya,
gitar ini menggunakan gadget untuk memperoleh suara yang istimewa. Gadget yang
biasa digunakan gitar unik ini adalah keluaran Apple. Keunikan gitar serta
suara yang istimewa dapat mengantarkan gitar Sidoarjo ini ke panggung dunia.
Dalam
sebuah event pimilihan Guitar of the
World ada tahun 2012, Rick Hansel memborong tiga penghargaan sekaligus yaitu,
juara pertama diraih oleh Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro, juara kedua
Rick Hanes tipe Avenix, dan juara ketiga dirbut Rick Hanes tipe DR Medium. Tidak
hanya itu, penghargaan Artist Signature Guitar Hanes of the year 2012 diraih
oleh Rick Hanes tipe Chris Bickley DR Pro. Mr. D merasa sangat terjekut saat
mendapat kabar by e-mail dari pihak Guitar Planet kira-kira satu minggu yang
lalu.
Pria yang menguasai
delapan alat musik ini mengaku sangat bangga karena gitar buatannya dapat
mengalahkan 362 peserta dari seluruh dunia dengan beragai brand ternama, seperti
Ibanez,Gibson,Fender,Yamaha,Ovation,dan Hoofner.
Doddy awalnya
memulai usaha ini bersama adik iparnya yang juga menyukai dan mengkoleksi
gitar. Doddy yang sebelumnya seorang guru matematika SMA juga memperdalam
pengetahuan dan melakukan riset tentang gitar di Amerika Serikat dan Eropa.
Pria ini memilih Amerika Serikat dan Eropa karena di negara inilah kiblat musik
dunia dan hampir semua pabrik gitar tersohor ada di Amerika Serikat dan Eropa.
Riset berlangsun selama tiga tahun lamanya. Tapi selama tiga tahun itu Doddy
mendapat banyak pelajaran mulai dari bahan baku yang bagus sampai pemilihan
nama merek juga proses pembuatan yang detail dan “sempurna”.
Misalnya, agar
gitar kuat dan tahan lama Doddy mengaplikasikan carbon graphite pada bagaian leher gitar. Jenis karbon itu
merupakan bahan pembuat pesawat ualng alik NASA. Bahan tersebut terkenal kuat
namun ringan.
Begitu pula dengan
nama merek, Doddy mengikuti anjuran produsen gitar di AS dan Eropa. Yakni, nama
yang berbau internasional dan yang mampu menembus pasar dunia. Bukannya tidak
bangga dan cinta akan Indonesia tapi jika menggunakan nama Indonesia gitar
produksi mereka tidak akan menjadi seperti sekarang ini.
Setelah merasa
riset yang telah dikakukan cukup, Doddy kembali merumuskan konsep gitar
idamannya itu bersama adik iparnya. Dari situlah tercetus nma brand produk kebanggaan mereka Rick
Hanes. Nama tersebut sebenarnya berasal dari nama anak tunggal adik ipar Doddy,
Patrick Yohanes.
“ini bukan sekedar
nama, tapi juga wujud kecintaan kami terhadap regenerasi gitar untuk kaum muda”
tutur pria kelahiran Mojokerto, 24 November 1963. Untuk menjaga kualitas, kata
Doddy yang hingga kini berprofesi sebagai guru musik di SMA YPPI - 1 Surabaya.
Pabrik gitar biasanya menerpkan tiga hal penting dalam produknya. Yakni, play ability, sound character, dan
estetika. Tapi menurut Doddy hal penting itu saja belum cukup maka mereka
menambahkan dua unsur lagi dlam produk mereka. Yakni, durability dan strength.
Begitu juga dalam
teknologi, Rick hanes ingin menjadi pioner sebagai produsen gitar canggih.
Karena itu Doddy selalu membuar space pada
setiap gitar buatannya. Space tersebut digunakan untuk dihubungkan dengan
teknologi terkini. Yang tebaru mereka bekerjasama dengan Seymour
Duncan,perusahaan pembuat teknologi gitar dan efek ternama di AS.
Teknologi ini
telah dirasakan gitaril handal Indonesia. Di antaranya, dewa gitar Indonesia I
Wayan Balawa, Taras istara (gitaris TRIAD), Aji Broken Bone, Donny Suhendra,
dan Irul Five Minutes. “ yang cukup membanggakan pabrik kami mendapat kunjungan
dan di puji Buddy Blaze, perancang gitar Jimmy Page dari Led Zeppelin” ujar Mr.
D.
Doddy berharap
masyarakat lebih mencintai produk dalam negeri. Karena belum tentu produk
negara maju dapat lebih hebat dari karya anak bangsa. “ Semoga para anak bangsa
yang kratif dapat membuat inovasi baru yang hebat dan bermanfaat, sehingga
negara ini dapat dikenal dunia dengan berbagai hal positif” ujar Doddy hermanto
.
Siapa sangka
ternyata orang yang hebat itu ternyata guru kami .Kami sebagai siswa SMA YPPI-1
Surabaya merasa bangga dengan keberhasilan Pak Doddy , semoga semangat serta
kerja keras beliau bisa menjadi motivasi bagi kami untuk berkarya, terutama dibidang music.
Sumber
: Koran Jawa Pos
Ditulis
oleh Sentia Siem
Kelas XI.IPA 3
25 February 2013
Lomba Film di
UKWMS
4-8 February 2013
Awal-awalnya kami mendapat informasi bahwa terdapat lomba film di UKWMS bertema “Sikap Terhadap Lingkungan Modern” membuat kami sangat terpacu adrenaline nya karena sudah cukup haus untuk membuat sebuah karya baru lagi. Saya dan Evan langusng mengumpulkan crew REConVP untuk mengikuti lomba ini yang terdiri dari Ostin, Evan T, Goldy, Raka, Tashia, Michelle, Sentia, Yoshudara, Anthoni, Billy Jensen, Ronald, dan Elbert.
Mengikuti lomba film bukan pertama kali bagi kami, lomba film di UKWMS ini adalah yang kedua kalinya dalam pengalaman film kami. Tingkat kesulitan kali ini sangat berbeda dengan kesulitan lomba sebelumnya di Ciputra, karena kesulitan kali ini lebih ke beban mental daripada fisik seperti yang dialami sebelumnya. Dalam persiapan film ini kami berkonsultasi dengan pak Willy karena tema kali ini berhubungan dengan ilmu sosiologi.
Awal-awalnya kami mendapat informasi bahwa terdapat lomba film di UKWMS bertema “Sikap Terhadap Lingkungan Modern” membuat kami sangat terpacu adrenaline nya karena sudah cukup haus untuk membuat sebuah karya baru lagi. Saya dan Evan langusng mengumpulkan crew REConVP untuk mengikuti lomba ini yang terdiri dari Ostin, Evan T, Goldy, Raka, Tashia, Michelle, Sentia, Yoshudara, Anthoni, Billy Jensen, Ronald, dan Elbert.
Mengikuti lomba film bukan pertama kali bagi kami, lomba film di UKWMS ini adalah yang kedua kalinya dalam pengalaman film kami. Tingkat kesulitan kali ini sangat berbeda dengan kesulitan lomba sebelumnya di Ciputra, karena kesulitan kali ini lebih ke beban mental daripada fisik seperti yang dialami sebelumnya. Dalam persiapan film ini kami berkonsultasi dengan pak Willy karena tema kali ini berhubungan dengan ilmu sosiologi.
Pada awalnya konsep
pertama dari film kali ini adalah sebuah drama mengenai seorang pelajar dari
kota kecil yang terdapat di pinggiran yang dipindah ke sebuah sekolah di
kotabesar yang budaya modernnya sangat kuat dan sang tokoh utama beradaptasi
dalam keadaan tersebut. Konsep itu disetujui oleh crew kami dan kita mulai
pembuatan script oleh tim penulis yang kami bentuk sendiri dengan mengumpulkan
orang-orang yang berpengalaman dalam pembuatan cerpen. Hari berikutnya kita
memulai pembuatan film di sekolah dengan ijin saat jam pelajaran. Tapi tak
terduga mendadak banyak volunteer dari kelas IPS yang ingin ikut dalam
pembuatan film ini, saya tidak mau menolak mereka menghindari sakit hati dan
sebagainya. Jadi saya ikutkan mereka sebagai figuran dan karakter utamanya
adalah Sentia dan Yoshu dan proses syuting berlanjut hari itu. Para figuran
tanpa disadari mereka telah membuat keadaan sangat ramai tapi syuting tetap
berjalan karena waktu sangatlah berharga. Kulihat guru-guru melihat dari lantai
2 karena suara ribut yang kami buat, membuat saya berpikir “kita tidak boleh
buat hari ini sia-sia!”.
Syuting hari itu
berjalan dengan mulus dan kita berencana untuk mengatur jadwal untuk syuting
berikutnya. Tapi ternyata para tokoh utama mendapat halangan dan tidak dapat
mengikuti syuting lagi. Ini membuat saya dan sebagian besar crew bingung karena
cerita sudah separuh jalan dan tokoh utama tidak bisa berubah kecuali seluruh
cerita berubah.
Setelah diskusi
bersama yang cukup membuang waktu, kami putuskan untuk membuat sebuah video
pendek yang menunjukan kehidupan seseorang pada umumnya yang monotone dengan
menggunakan simbolisasi objek dan suara dimana tokoh utama diperankan oleh
Goldy. Teknik film kali ini adalah membuat adegan-adegan yang menunjukan
aktivitas tokoh dalam kehidupan sehari-harinya dan setiap footage(hasil video) akan disusun sehingga membentuk sebuah Looping(pengulangan) dan looping itu
menyimbolkan sehari-hari tokoh yang monotone dan membosankan. Dengan video yang
diperkirakan berdurasi pendek itu membuat kami sedikit kesusahan dalam
pembuatan trailer yang diwajibkan tapi pada akhirnya trailer dapat dibuat
dengan berhasil.
Lokasi syuting
terdapat di rumah Rein, rumah Evan, sekolah dan Galaxy Mall. Syuting dimulai
pada hari Sabtu 26 Januari 2013, di rumah Rein kita berkumpul untuk mengambil
adegan aktifitas Goldy di rumah mulai dari bangun tidur sampai pergi kerja.
Hari Sabtu itu sukses dan kita berencana untuk melanjutkannya di hari minggu
agar bisa selesai di hari senin dan masuk di fase editing.
Selama proses
terdapat banyak sekali halangan terutama dalam keadaan cuaca yang selalu hujan
pada jam yang sama setiap harinya. Kita mulai syuting di rumah Evan untuk
mengambil adegan Goldy pulang dari kerja dan saat bekerja. Hasil film harus
dikumpulkan tanggal 2 Februari 2013 jam 13.00 di UKWMS, tapi kami baru bisa
memulai editing jam 8 pagi pada tanggal tersebut. Sebagian besar dari kami pasrah
dan merasa sudah kalah sebelum perang tapi saya dan Evan menekankan untuk
menyelesaikan film ini tidak peduli jelek atau bagus karena lebih baik daripada
tidak sama sekali. Film selesai dan kami memberi judul film itu “Times”
Pada akhirnya kami
mengumpulkan tepat waktu dan si panitia mengatakan bahwa belum ada yang
mengumpulkan sama sekali dan ini membuat kita berpikir bahwa kita akan menang
lagi sekaligus penasaran dengan film milik lawan yang akan ditayangkan.
Tanggal 4-8
February seluuruh anggota crew diwajibkan untuk ikut tapi hari Senin itu
sebagian besar crew kami mendapat ulangan dan hanya saya dan Billy Jensen yang
bisa pergi. Sampai disana ternyata pihak sekolah lain membawa rombongan murid
dan guru yang cukup banyak sementara kami hanya berdua. Lalu kita mendapat
informasi bahwa voting tidak dilakukan di Youtube tapi langsung dilokasi dan
target konsumen voting adalah para mahasiswa UKWMS. Seminggu penuh kami datang
ke UKWMS dari pagi hingga siang dan kita melakukan presentasi dimana para juri
memuji film kami karena memiliki kekuatan dalam audio dan visualnya, salah satu
juri juga berkata bahwa jika terdapat kelas Cinematography di UKWMS tim kami
sudah tidak perlu ikut dan langsung diluluskan. Itu membuat kami semangat
kembali, lalu juri juga berkata kalau film kami sudah tidak masuk dalam kelas
SMA tapi masuk kelas Mahasiswa, ini membuat kami sangat bersemangat lagi.
Selama di UKWMS
tim News Reader dari YPPI juga berjalan dengan mulus dan mendapat tugas
interview peserta movie. Pada hari jumat, kami berusaha agar semua peserta tim
kami dapat datang dan semua bisa datang. Menunggu pengumuman sangat lama hingga
jam 2 siang dan pada akhirnya kita semua menang mendapat posisi nomor 1 dan
mendapat piagam, piala dan uang tunai sebesar Rp 1.500.000. dan dari kemenangan
kali ini kami teah memenangkan 2 lomba film berturut-turut.
Crew:
1.Ostin = Director
2.Evan = Editor and Cameraman
3.Billy
Jensen = Soundman
4.Ronald = Lightingman
5.Raka = Crew Transport
6.Tashia = Actress
7.Michelle = Actress
8.Goldy = Actor
9.Gerald
VJ = Actor
10.Wilson
= Actor
11.Elbert
= Crew
12.Adam = Crew
13.Rein = Crew/Actor
1 February 2013
Eco Green Tour
“The roots of education
are bitter, but the fruit is sweet”.
Yep, kalimat bijak
dari Aristoteles ini terdengar cukup senada dengan apa yang dirasakan
siswa-siswi SMA YPPI – I peraih peringkat 1 dan 2 di kelas. Siswa-siswi
tersebut berhak memperoleh reward
berupa studi wisata ke Eco Green Park, Batu-Malang, karena telah berhasil
menunjukkan prestasi akademiknya di setiap kelas.
Rombongan
yang terdiri dari 34 siswa dan 4 orang guru tersebut berangkat ke Eco Green
Park pada hari Rabu, 23 Januari 2013 pukul 07.30. Perjalanan panjang yang memakan waktu sekitar
3 jam tersebut akhirnya terbayarkan dengan suasana dan wahana yang menarik di
Eco Green Park.
Bertiga puluh delapan kami berjalan-jalan menikmati wahana dalam wisata edukasi ini. Pertama kali masuk, kami sudah disuguhi pemandangan menarik dari kolam ikan yang dilatarbelakangi miniatur candi dan robot Transformers. Selain bisa menikmati pemandangannya, kita juga bisa memberi makan ikan-ikan koi di kolam.
Rute selanjutnya membawa kami menuju Insectarium. Tulisan
“Eco Green Park” di bagian pintu masuk langsung menarik perhatian kami karena
ternyata tulisan tersebut dibentuk dari 1.221 ekor kumbang. Ada pula susunan
gambar dari kupu-kupu. Beragam bentuk serangga mulai dari yang lucu hingga menyeramkan
tersedia di sini. Dari kotak display
kita bisa melihat belalang sembah, belalang daun, belalang kulit kayu, kupu
semak, kupu kristal, dll. Tidak hanya melihat kita juga bisa memegang langsung
kalajengking di area ini.
Pintu keluar Insectarium langsung berhubungan dengan
lokasi Walking Bird. Ketika mendengar nama Walking Bird mungkin ada yang
berpikir burung-burung dibiarkan bebas di area ini namun ternyata tidak. Di
area ini yang berjalan adalah pengunjungnya. Pengunjung bisa melihat-lihat
beragam jenis burung dari berbagai belahan dunia secara lebih dekat karena
antara pengunjung dan burung tersebut hanya dibatasi pagar kayu. Saat itu kami
juga beruntung bisa berfoto dengan seekor merak yang kebetulan hinggap di atas
pagar kayu.
Setelah keluar dari area Walking Bird kita bisa menemukan
bundaran besar. Bundaran tersebut bukan bundaran biasa. Bundaran berupa kolam
dengan beragam alat dari barang bekas tersebut bisa mengeluarkan bunyi bila
dipukul. Misalnya kita bisa memainkan musik dengan memukul “kulintang” panci.
Area ini disebut Music Plaza.
Di sebelah kiri Music Plaza kita bisa menikmati permainan
“berburu” di wahana Jungle Adventure. Kita tidak perlu capek-capek berjalan
kaki untuk “berburu” karena kita tinggal duduk di atas kereta. Tugas kita
tinggal menembak para pemburu dan penebang liar dari patung hingga terjatuh.
Suasana hutan yang dibuat semirip mungkin dengan aslinya menambah ketegangan
permainan ini.
Beberapa meter dari Jungle Adventure kita bisa menemukan
Animal Farm. Hewan-hewan ternak seperti sapi dan kambing juga bisa kita temukan di sini tetapi tidak
hanya dari Indonesia, dari Amerika pun ada!
Masih
banyak lagi wahana yang tersedia seperti Carnivor Garden yang berisi banyak
tumbuhan-tumbuhan karnivora seperti kantung semar, World of Parrot dimana kita
bisa melihat beragam jenis burung kakaktua, Duck Kingdom dimana kita bisa
menemukan beragam jenis bebek yang lucu dan unik, dan Rumah Terbalik.
Eco
Green Park dengan semboyannya “Fun and Study” tidak hanya menyuguhkan wahana
untuk dilihat sambil lalu tetapi juga memberikan pengalaman dan pembelajaran
yang berharga. Di setiap wahana
kita bisa menemukan info penting tentang tumbuhan dan hewan yang ada di sana.
Di sudut-sudut jalan kita juga bisa menemukan papan-papan bertuliskan ajakan
untuk menyelamatkan lingkungan seperti “ Save the world = Save lives” dan
“Sampah dan Limbah + Kreatif = Karya”. Karya-karya
kreatif dari sampah dan limbah juga turut di pajang di sekitar area, seperti
gajah dari TV bekas, sapi dari limbah kayu, hiasan dinding dari pecahan botol,
sapi dari bekas pintu mobil, dan kuda warna-warni dari plastik bekas minuman.
Di
sini kita juga bisa belajar mengenai water treatment, pembuatan kompos,
pembuatan pakan ternak, tanaman hidroponik, pembuatan bibit jamur, pemanfaatan
air untuk menghasilkan listrik, dan cara pengambilan madu.
Satu lagi nilai plus
dari lokasi Eco Green Park, yakni kita bisa mendapatkan foto-foto dengan background menarik. Di sini kita tidak
hanya mendapatkan latar belakang pegunungan khas kota Batu tetapi kita bisa
berfoto dengan beragam satwa dan tumbuhan yang unik. Lingkungan yang asri di
dalam Eco Green Park juga membuat kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk
menikmatinya.
Lelah sehabis berkeliling di Eco Green Park terobati
dengan acara makan bersama di warung Ayam Pak Sholeh, Batu. Setelah itu kita
semua pulang kembali ke Surabaya.
Studi wisata kali ini memberikan pengalaman baru yang
menarik, selain bisa jalan-jalan kita juga bisa belajar hal-hal baru.
“Perjalanan kita kali ini menarik! Kita bisa melihat flora dan fauna unik yang
jarang kita lihat. Trus hadiah studi
wisata ini juga membuat pikiran kita rileks sejenak dari padatnya jam pelajaran
di sekolah. Hehehe…”, tutur Yovita, siswi kelas XI IPA 1 yang ikut rombongan
kami.
Written By : Jessica Pratiwi 2 IPA 2
25 January 2013
Penghargaan Siswa Berprestasi
Siapa yang tidak ingin menjadi anak berprestasi? Tentu semua pelajar menginginkannya, terutama
karena alasan mereka bersekolah adalah untuk mendapat prestasi yang baik. Hal
itulah yang mendasari upacara ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ yang dilakukan SMA
YPPI-1 Surabaya setiap tahunnya. Seolah telah menjadi tradisi, semua siswa pun berbondong-bondong dalam meraih nilai yang bagus agar dapat masuk
kategori siswa berprestasi tersebut.
Awal bulan 2013, tepatnya pada 14 Januari 2013 telah dipilih sebagai hari
yang spesial bagi para siswa berprestasi. Terutama dengan hadirnya orang tua mereka,
tentu semakin memberikan rasa bangga. Upacara ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ dilakukan di aula lantai 4 gedung
SMA YPPI-1. Hal ini
dikarenakan kondisi lapangan yang tidak mendukung akibat cuaca buruk. Pelaksanaan
upacara tersebut seperti upacara pada umumnya, namun ditambahkan pembacaan
Ikrar Pelajar Surabaya yang diikuti oleh seluruh siswa. Pembacaan Ikrar Pelajar
Surabaya memiliki tujuan, yaitu untuk mendorong dan memotivasi agar pelajar
Surabaya menjadi pelajar yang baik dan patut dibanggakan. Para orang tua siswa
duduk di tempat yang disediakan dan dapat melihat sikap putra-putrinya ketika
mengikuti upacara.
Upacara yang berjalan lancar pun mulai memasuki acara inti, yaitu
pemberian penghargaan pada siswa berprestasi. Satu-persatu siswa berprestasi yang
masing-masing menduduki ranking pertama dan kedua di kelas mereka dipanggil ke
depan aula. Dimulai dari jenjang kelas 10 hingga jenjang kelas 12. Mereka
berdiri didampingi orang tua mereka, memberikan kebanggaan dan rasa puas
tersendiri. Hal tersebut merupakan apresiasi tersendiri bagi mereka.
Setiap peraih ranking pertama dan kedua dari tiap kelas mendapatkan hadiah
studi wisata yang tempatnya ditentukan oleh pihak sekolah. Terdapat pula penghargaan bagi siswa
parallel, yang artinya meraih ranking
pertama dari keseluruhan siswa di setiap jenjang. Mereka mendapatkan hadiah
yang lebih spesial sesuai dengan usaha mereka, yaitu berupa beasiswa sebesar Rp
750.000,00. Momen yang berharga tersebut diabadikan dengan dokumentasi oleh
pihak sekolah.
Pemberian hadiah seperti itu diharapkan dapat memotivasi siswa-siswa
lainnya untuk meningkatkan prestasi mereka yang dinilai cukup efektif. Selain
mendapatkan hadiah dan apresiasi dari warga sekolah, siswa-siswa berprestasi
tersebut juga dapat membanggakan orang tua yang merupakan hal mulia bagi
seorang anak. Seperti yang
diungkapkan oleh peraih ranking pertama sekaligus siswa parallel dari jenjang kelas XI jurusan IPA, Jessica Pratiwi. Gadis
yang menempati kelas XI IPA 2 ini memang dikenal rajin dan pintar, namun hal
itu tidak membuatnya besar kepala. Jessica Pratiwi, akrab disapa dengan ‘Jepe’, mengaku senang karena
usahanya dapat membuahkan hasil yang baik, terutama karena orang tuanya yang
senang atas hasil yang dicapainya. Namun dibalik suatu keberhasilan seseorang,
pasti ada tekanan yang dirasakannya. Jessica merasa agak terbebani. “Kalau saya
dapat peringkat, harapan-harapan orang lain terhadap saya menjadi terlalu besar
jadi saya agak khawatir jika saya tidak bisa sesuai dengan harapan mereka. Namun, hal itu juga bagus untukku, karena
dengan begitu, saya bisa terus mempertahankan dan meningkatkan semangat
belajar,” tutur remaja berambut ikal itu.
Peraih nilai tertinggi ini berharap agar teman-temannya yang lain juga termotivasi
dengan diadakannya ‘Penghargaan Siswa Berprestasi’ setiap tahun. Ia menyarankan agar dikembangkannya
jiwa kompetisi, karena dengan kompetisi, semangat juga akan lebih besar. Harapannya untuk diri sendiri adalah tidak
membuatnya berpuas diri, namun justru lebih semangat lagi.
Jessica juga membagikan tips cara belajarnya yang seringkali membuat
siswa-siswa lain penasaran. “Semua orang punya cara belajar sendiri-sendiri, sih… Cara belajarku yaitu dengan
perhatikan apa yang diajarkan guru di sekolah. Di rumah, aku juga belajar tapi
tidak setiap hari. Kalau ada tugas atau pekerjaan rumah, aku juga ikut membaca
materi-materi selanjutnya. Lalu
belajar dengan serius untuk ulangan, meskipun terkadang tidak paham dengan
materi, tapi aku tetap berusaha untuk paham bagaimanapun caranya. Seperti tanya guru, tanya pada teman
ataupun browsing. Ketika belajar,
kita tidak boleh putus asa dan berhenti belajar begitu saja. Dan setiap kali
kita malas belajar, ada baiknya jika kita menanamkan pemikiran bahwa sekolah
itu untuk masa depan, orang tua juga sudah bersusah payah menyekolahkan kita, masa’ kita yang malas. Gunakan cara belajar yang paling nyaman,
misalkan dengan menyuarakan apa yang kita hafalkan,” terang Jessica panjang
lebar.
Nah, pasti semuanya ingin menjadi peringkat pertama dan kedua dari
masing-masing kelas kan? Tidak ada seorang pun yang terlahir bodoh,
semua itu bergantung kemauan dari dalam diri. Maka dari itu, belajarlah dengan
serius. Peringkat pertama dan kedua pun bukan lagi mimpi . :)
Daftar Siswa-Siswi berprestasi
No.
|
Kelas
|
Nama Siswa
|
1.
|
X.1
|
1. Navitri Chandra Naidu (2123)
2. Ufuk Robert Wibowo (2109)
|
2.
|
X.2
|
1. Raditya Sujana Pringgomoeljo (2184)
2. Maria Angelina Halim (2179)
|
3.
|
X.3
|
1. Jessica Godwin (2208)
2. Agnes Mariana Lauwrence (2182)
|
4.
|
X.4
|
1. Lisa Maria Feby (2219)
2. Brilliana Via Safitri (2142)
|
5.
|
X.5
|
1. Senny Caroline (2200)
2. Septiany Agasta (2186)
|
6.
|
XI.IPA.1
|
1. Megawati Santoso (2109)
2. Yovita (2092)
|
7.
|
XI.IPA.2
|
1. Jessica Pratiwi (2139)
2. Lydia Elizabeth Arianne (2093)
|
8.
|
XI.IPA.3
|
1.Vicitha Rani (2095)
2. Amos Octa Ciptasetya (2083)
|
9.
|
XI.IPS.1
|
1. Atita Suri (1867)
2. Vincent Chandra (1831)
|
10
|
XI.IPS.2
|
1. Chrestella Phobinita (1897)
2. Shella Karlina Gonaldy (1866)
|
11.
|
XI.IPS.3
|
1. Calvin Sebastian Chandra (1809)
2. Timothy Brian (1808)
|
12.
|
XII.IPA.1
|
1. Melinda Angkirawan (1896)
2. Rachel Novia Purnomo (1885)
|
13.
|
XII.IPA.2
|
1. Patricia Monica Susanto (1867)
2. Liyanto Untoro
|
14.
|
XII.IPA.3
|
1. Wandy Witama (1936)
2. Anne Teresa Lie (1879)
|
15.
|
XII.IPA.4
|
1. Yolanda Sutanto (1902)
2. Lovita Roderica Tevin (1898)
|
16.
|
XII.IPS.1
|
1. Erica Dewi Septiani (1701)
2. Belinda Carissa Santoso (1692)
|
17.
|
XII.IPS.2
|
1. Adrian Koeswanto (1651)
2. Putri Tamalia Candyono (1623)
|
18.
|
XII.IPS.3
|
1. Cindranita Suhardi (1714)
2. Angelia Meysi Setyawan (1686)
|
Written By : Megawati 2 IPA 1
Yovita 2 IPA 1
No comments:
Post a Comment